Sabtu, 07 Juli 2012

MANUSIA BERTELUR

Sudah bertahun-tahun Baginda Raja Harun Al Rasyid ingin mengalahkan Abu
Nawas. Namun perangkap-perangkap yang selama ini dibuat semua bisa diatasidengan cara-cara yang cemerlang oleh Abu Nawas. Baginda Raja tidak putusasa. Masih ada puluhan jaring muslihat untuk menjerat Abu Nawas.Baginda Raja beserta para menteri sering mengunjungi tempat pemandian airhangat yang hanya dikunjungi para pangeran, bangsawan dan orang-orang terkenal.Suatu sore yang cerah ketika Baginda Raja beserta para menterinyaberendam di kolam, beliau berkata kepada para menteri,"Aku punya akal untuk menjebak Abu Nawas.""Apakah itu wahai Paduka yang mulia ?" tanya salah seorang menteri.
"Kalian tak usah tahu dulu. Aku hanya menghendaki kalian datang lebih dinibesok sore. Jangan lupa datanglah besok sebelum Abu Nawas datang karenaaku akan mengundangnya untuk mandi bersama-sama kita." kata Baginda Rajamemberi pengarahan. Baginda Raja memang sengaja tidak menyebutkan tipuanapa yang akan digelar besok.


Abu Nawas diundang untuk mandi bersama Baginda Raja dan para menteri dipemandian air hangat yang terkenal itu. Seperti yang telah direncanakan,Baginda Raja dan para meriteri sudah datang lebih dahulu. Baginda membawasembilan belas butir telur ayam. Delapan belas butir dibagikan kepada paramenterinya. Satu butir untuk dirinya sendiri. Kemudian Baginda memberi pengarahansingkat tentang apa yang telah direncanakan untuk menjebak AbuNawas.Ketika Abu Nawas datang, Baginda Raja beserta para menteri sudah berendamdi kolam. Abu Nawas melepas pakaian dan langsung ikut berendam. Abu Nawasharap-harap cemas. Kira-kira permainan apa lagi yang akan dihadapi. Mungkinpermainan kali ini lebih berat karena Baginda Raja tidak memberi tenggangwaktu untuk berpikir.Tiba-tiba Baginda Raja membuyarkan lamunan Abu Nawas. Beliau berkata, "HaiAbu Nawas, aku mengundangmu mandi bersama karena ingin mengajak engkauikut dalam permainan kami""Permainan apakah itu Paduka yang mulia ?" tanya Abu Nawas belum mengerti.
"Kita sekali-kali melakukan sesuatu yang secara alami hanya bisa dilakukan olehbinatang. Sebagai manusia kita mesti bisa dengan cara kita masing-masing."kata Baginda sambil tersenyum."Hamba belum mengerti Baginda yang mulia." kata Abu Nawas agak ketakutan."Masing-masing dari kita harus bisa bertelur seperti ayam dan barang siapa yangtidak bisa bertelur maka ia harus dihukum!" kata Baginda.Abu Nawas tidak berkata apa-apa.Wajahnya nampak murung. la semakin yakindirinya tak akan bisa lolos dari lubang jebakan Baginda dengan mudah.Melihat wajah Abu Nawas murung, wajah Baginda Raja semakin berseri-seri."Nah sekarang apalagi yang kita tunggu. Kita menyelam lalu naik ke atas sambilmenunjukkan telur kita masing-masing." perintah Baginda Raja.Baginda Raja dan para menteri mulai menyelam, kemudian naik ke atas satupersatu dengan menanting sebutir telur ayam. 

Abu Nawas masih di dalam kolam. ia tentu saja tidak sempat mempersiapkan telur karena ia memang tidak tahu kalau ia diharuskan bertelur seperti ayam. Kini Abu Nawas tahukalau Baginda Raja dan para menteri telah mempersiapkan telur masing-masingsatu butir. Karena belum ada seorang manusia pun yang bisa bertelur dan tidakakan pernah ada yang bisa.Karena dadanya mulai terasa sesak. Abu Nawas cepat-cepat muncul kepermukaan kemudian naik ke atas. Baginda Raja langsung mendekati AbuNawas.Abu Nawas nampak tenang, bahkan ia berlaku aneh, tiba-tiba saja iamengeluarkan suara seperti ayam jantan berkokok, keras sekali sehinggaBaginda dan para menterinya merasa heran."Ampun Tuanku yang mulia. Hamba tidak bisa bertelur seperti Baginda dan paramenteri." kata Abu Nawas sambil membungkuk hormat."Kalau begitu engkau harus dihukum." kata Baginda bangga."Tunggu dulu wahai Tuanku yang mulia." kata Abu Nawas memohon."Apalagi hai Abu Nawas." kata Baginda tidak sabar.

"Paduka yang mulia, sebelumnya ijinkan hamba membela diri. Sebenarnyakalau hamba mau bertelur, hamba tentu mampu. Tetapi hamba merasamenjadi ayam jantan maka hamba tidak bertelur. Hanya ayam betina saja yangbisa bertelur. Kuk kuru yuuuuuk...!" kata Abu Nawas dengan membusungkandada.Baginda Raja tidak bisa berkata apa-apa. Wajah Baginda dan para menteri yangsemula cerah penuh kemenangan kini mendadak berubah menjadi merahpadam karena malu. Sebab mereka dianggap ayam betina.Abu Nawas memang licin, malah kini lebih licin dari pada belut. Karena merasamalu, Baginda Raja Harun Al Rasyid dan para menteri segera berpakaian dankembali ke istana tanpa mengucapkan sapatah kata pun.Memang Abu Nawas yang tampaknya blo'on itu sebenarnya diakui oleh parailmuwan sebagai ahli mantiq atau ilmu logika. Gampang saja baginya untukmembolak-balikkan dan mempermainkan kata-kata guna menjatuhkan mentallawan-lawannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar