Rabu, 27 Juni 2012

MEMILIH ANTARA CINTA ATAU HARTA


Prinsip hidup, "ngapain hidup di bikin susah, enjoy aja lagi".

Sebuah kalimat yang spontan, jujur, tanpa pikir panjang dari sebuah pertanyaan yang berat, berpengaruh besar pada masa depan dan bukan pertanyaan yang seharusnya dijawab dengan otak yang mencoba berfikir cepat dengan hati yang berkata " What should i say ? ". Namun, ditengah kesendirian saya ini, saya mencoba untuk menelaah kembali. "Did I do the right thing ?"

Banyak media elektronik, buku atau majalah yang kerap mengatakan, bahwa dalam dunia percintaan, yang terpenting ialah kenali diri kita sendiri terlebih dahulu. Baru setelah itu menjalani hubungan yang baik dengan moto (yang umum bangett), yaitu Be Yourself.

Tapi bagaimana jika diri Anda ini, bukanlah diri yang sebaik-baiknya?
Semisal, pribadi yang pemalas, manja, tidak bisa memasak, ogah melakukan pekerjaan rumah, tidak mau susah, terlalu bergantung pada orangtua, dan lain sebagainya?
Atau Seorang yang cuek, acuh, sombong dan tidak mau menerima nasehat orang laen dsb ?
Apakah kita tetap harus berpegang teguh pada prinsip Be Yourself  tersebut ?

Konon, wanita yang tidak bisa memasak harus mendapatkan pria yang bisa menerima hal itu, bahkan lebih baik lagi mendapatkan pria yang hobi memasak, pandai mengurus rumah dsb!!. (bener ga yaa ....?)
And, pria yang kurang smart, cuek, sombong dan bandel harus mendapatkan wanita yang pendiam, pengertian dan sayang keluarga. Memang alangkah menyenangkannya bila kekurangan kita ditutupi oleh kelebihan dia (kekasih). Alasan klisenya... Saling melengkapi, lah. 

"Bukankah cinta itu dimana kedua insan saling melengkapi masing-masing?", 
"Bukankah cinta itu berarti menerima kelebihan dan kekurangan masing-masing?". 

Selama ini, cinta yang murni, identik dengan merangkak dari bawah terlebih dahulu bersama dari bawah.
Sedangkan cinta yang kurang murni, melihat apakah si pria sudah betul-betul mapan atau belum, si wanita orang tuanya siapa, dan lain sebagainya. Mungkin sudah waktunya ada skripsi atau tesis, atau bahkan disertasi yang melakukan penelitian mengenai cinta, mengingat hal ini adalah salah satu perihal yang tidak kalah complicated dengan tema-tema lainnya. 

Seorang sahabat saya kerap berkencan dengan pria yang berbeda-beda untuk mencari yang berprospek paling baik, dimana segi kemapanan, finansial atau harta ialah yang pertama ia lihat terlebih dahulu sebelum kebaikan, perhatian dan kecapakan fisik. Ia berhasil membuang jauh-jauh 'perasaan' dan mengedepankan logika. Suatu hal yang sulit dilakukan oleh wanita. Yang dilakukan sahabat saya bukan hal yang salah. Karena tidak sepantasnya kita menghakimi jalan pilihan dari seseorang. 

Lain lagi dengan sahabat saya yang lain, dimana ia memilih cinta, tambatan hatinya, ketimbang calon pilihan orang tuanya. Pria yang dicintainya belum mapan dan kurang lebih seumuran. Yang ia andalkan hanya sebuah cinta dan kenyamanan, yang membuat ia bertahan dengan apa yang menjadi pilihannya.

Sahabat-sahabat saya begitu hebat. Mereka telah menentukan pilihannya masing-masing, antara Cinta dan Harta. Kedua pilihan yang sama-sama baik, tidak bisa kita persalahkan dan sah-sah saja.

Semua orang kan berhak menentukan pilihan masing-masing. Tul ga ?

Nahh bagaimana dengan anda ?
Salam Cinta dan Harta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar