Jumat, 24 Agustus 2012

Untung

untung

Bibirnya terkatup langit, kerak mengering
Matanya berpendar berkaca, itulah cara dia berbahasa
Tangan , juga kaki yang telanjang
Dekil tubuhnya kurus tulang,
Selalu saja menahan lapar,
Selalu saja bermimpi makan kenyang…
Bocah malang yang tersisihkan
Untung, begitulah nama sebutan dari teman-temannya
Sayang tak seberuntung anak gedongan,
Yang hidup berlimpah kemewahan, lupa pada Tuhan
Untung, memang dialah yang beruntung
Tumbuh waktunya dalam kearifan syukur
Belajar dan menelaah pada hidup yang sebenar-benarnya
Walau tak berpredikat sarjana seperti anak kuliahan
Dengan sabarnya hati, sebagaimana bumi yang menerima
Dengan lapangnya jiwa, seperti luas biru samudra
Tak pernah putus asa, semangatnya terus berapi bara
Tak sedikitpun menyerah, selalu memperjuangkan mimpinya
Agar bisa makan kenyang…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar